Balada Mahasiswa
Sepatu lusuh peninggalan masa putih abu-abu masih kupijak
berdiri kumelangkah ke kampus yang berjarak 1000 tahun.
Biar matahari menyengat kutakpeduli badanku berbau tanah
kuterus melangkah hingga kugapai gerbang gemilang.
***
Di kotak ini aku menulis di secarik kertas
tentang mimpi-mimpiku bersama orangtuaku di desa
dan tentang mimpi-mimpiku bersama awan di luar sana:
“Pasti sukses! Insya Allah!”
***
Kutersenyum :)
***
Aku ingat tentang sajak-sajak kemarin dari ibuku:
“Nak, ibu bangga kamu bisa kuliah
tidak seperti saudara-saudaramu yang memilih banting tulang.
Kuliah yang rajin ya biar sukses seperti tetangga sebelah”
berdiri kumelangkah ke kampus yang berjarak 1000 tahun.
Biar matahari menyengat kutakpeduli badanku berbau tanah
kuterus melangkah hingga kugapai gerbang gemilang.
***
Di kotak ini aku menulis di secarik kertas
tentang mimpi-mimpiku bersama orangtuaku di desa
dan tentang mimpi-mimpiku bersama awan di luar sana:
“Pasti sukses! Insya Allah!”
***
Kutersenyum :)
***
Aku ingat tentang sajak-sajak kemarin dari ibuku:
“Nak, ibu bangga kamu bisa kuliah
tidak seperti saudara-saudaramu yang memilih banting tulang.
Kuliah yang rajin ya biar sukses seperti tetangga sebelah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar