Selasa, 15 Mei 2012

Bayi Tabung dalam Pandangan Islam

Pada kasus pasangan yang sulit mendapatkan anak mungkin kita sering mendengar sebuah solusi yang ditawarkan yaitu “bayi tabung”. Apa sih bayi tabung itu? Bagaimana hukumnya dalam Islam?
PENGERTIAN BAYI TABUNG
In vitro vertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas dan vertilization berasal dari bahasa Inggris yang artinya pembuahan. Maka dari itu disebut bayi tabung.
Proses pembuahan dengan metode bayi tabung dilakukan antara sel sperma suami dengan sel telur isteri, dengan bantuan tim medis untuk mengupayakan sampainya sel sperma suami ke sel telur isteri. Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel telur bukan pada tempatnya yang alami. Setelah itu, sel telur yang telah dibuahi ini kemudian diletakkan pada rahim isteri dengan cara tertentu sehingga kehamilan akan terjadi secara alamiah di dalamnya.
HUKUM BAYI TABUNG MENURUT ISLAM
Untuk mengkaji masalah bayi tabung ini digunakan metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa Al-Qur’an dan Sunah yang menjadi pegangan umat Islam. Selain itu, ulama yang akan melaksanakan pengkajian ijtihad tentang bayi tabung ini memerlukan informasi yang cukup tentang teknik dan proses terjadinya bayi tabung dari cendekiawan Muslim yang ahli dalam bidang studi yang bersangkutan dengan masalah ini, misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi.
Adapun pandangan islam tentang hukum bayi tabung diantaranya :
1. Islam membenarkan bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan antara sel sperma dan ovum suami istri yang sah dan tidak ditransfer embrionya ke dalam rahim wanita lain termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami), baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami suami istri tidak berhasil memperoleh anak.
Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam :
“Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam keadaan
terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehkan
melakukan hal-hal terlarang”.
2. Sebaliknya, islam mengharamkan kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor sperma dan atau ovum, maka hukumnya sama dengan zina (prostitusi). Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi tersebut tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Oleh karena itu pemerintah harus melarang adanya bank sperma atau donor spema karena itu melanggar hukum islam.
Menurut sumber yang saya dapatkan, dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk mengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut :
  • Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :
“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
  • Surat Al-Tin ayat 4 :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya”.
3. Jika inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri yang sah tetapi embrionya ditransfer ke rahim wanita lain (ibu titipan), diperbolehkan islam dengan catatan keadaan / kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya (ada hajat, jadi bukan untuk kelinci percobaanatau main-main). Status anak hasil inseminasi seperti ini sah menurut Islam.
SEMOGA BERMANFAAT :)

Hubungan Waktu Shalat Dengan Kesehatan Tubuh


Sekedar mau berbagi hasil kajian medis Medical Exhibition 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Divisi Medical Islam KAMI Asy-Syifaa ^_^




A.   Waktu Shalat Subuh
Dalam buku Pengobatan Dengan Shalat, Dr. Zahir Rabih mengatakan, “sesungguhnya hormone kortisol yang merupakan hormon aktivitas dalam tubuh manusia mulai bertambah seiring dengan masuknya waktu shalat fajar. Seiring dengan pertambahan produksi hormone tersebut, tekanan darah juga mengalami kenaikan secara bertahap. Karena itulah manusia merasa sangat bergairah dan memiliki semangat yang besar setelah shalat fajar antara pukul enampagi hingga Sembilan pagi. Karena itu pulalah waktu itu dianggap sebagai waktu yang paling baik untuk bekerja dan dan mencari rezeki.”
Cahaya memacu tubuh untuk memproduksi hormone aktivitas, termasuk hormone yang mendorong produksi kortisol dan hormone seksual (pada tengah hari). Pada waktu yang sama, tubuh diperintah untuk menurunkan produksi hormone melatonin yang dihasilkan kelenjar pineal. Pada waktu fajar, berlangsung beberapa gejala dalam tubuh yaitu:
-          1. Pertambahan hormone kortisol
-          2. Pertambahan kadar gula serta sekresi lemak dan protein
-          3. Tubuh membutuhkan tambahan energy untuk melakukan aktivitas siang hari
Pada saat tidur terjadi pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah karena tubuh tidak bergerak, oleh karena pagi – pagi dibutuhkan olahraga. Namun ternyata, gerakan gerakan – gerakan tubuh dalam shalat fajar sudah cukup menjadi sarana untuk mencairkan endapan lemak dalam tubuh.

B.   Waktu Shalat Zuhur
Kebalikannya kita dapatkan pada waktu Zuhur. Pada waktu tersebut hormone kortisol berkurang hingga mencapai kadar yang paling rendah. Akibatnya, manusia merasa lelah akibat tekanan pekerjaan dan ia membutuhkan istirahat. Ini terjadi kira – kira tujuh jam dari saat bangun pagi, Saat itulah masuk waktu salat zuhur. Kedatangan waktu zuhur bertepatan dengan kondisi tubuh yang membutuhkan istirahat dan ketenangan sehingga jantung, otak, dan seluruh system metabolism tubuh bisa beristirahat, dan solat merupakan kegiatan yang salah satunya untuk mengistirahatkan jiwa.
Waktu tengah hari ditandai dengan gejala – gejala sebagau berikut:
-          1. Kadar testosterone mengalami peningkatan hingga mencapai puncaknya
-          2. Kadar hormone adrenalin masih cukup tinggi
-          3. Perasaan lapar mendorong lahirnya rasa gelisah dan waswas
-          4. Kerja jantung meningkat sehingga dibutuhkan sejenak waktu tidur

C.   Waktu Shalat Asar
Kemudian datang waktu Ashar untuk mengembalikan tubuh pada semangatnya sekali lagi dan meningkatkan kadar adrenalin dalam darah. Pada saat itu muncul kembali energy yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas seluruh organ tubuh terutama aktivitas jantung. Saat tiba waktu Ashar, tubuh kembali bersiap – siap menyambut produksi energy baru sehingga saat seperti itu sangat bermanfaat jika dipergunakan untuk berolahraga dan menggerakkan tubuh agar jantung dan metabolism tubuh bisa kembali bekerja secara normal. Para penderita penyakit jantung sering kali mengalami serang jantung jika mereka terlalu lama beristirahat.
Shalat Ashar memiliki peran penting untuk sekali lagi menyiapkan tubuh menghadapi peningkatan produksi kortisol yang mendadak. Persiapan dan penyesuaian dibutuhkan oleh tubuh agar organ – organ tubuh terhindar dari shock (keterkejutan).

D.   Waktu Shalat Magrib
Ketika datang waktu magrib, produksi hormone kortisol menurun, dan kekuatan tubuh juga mulai berkurang, seiring dengan pergantian hari dari terang menuju gelap. Keadaan Magrib merupakan kebalikan dari keadaan Subuh. Pada waktu magrib, produksi hormone melatonin mulai bertambah yang mendorong seseorang untuk beristirahat dan tidur. Tubuh mulai dilanda rasa malas dan lelah. Shalat magrib merupakan saat peralihan antara periode aktivitas dan periode istirahat. Shalat magrib tiga rakaat seakan – akan menjadi sarana relaksasi bagi tubuh sehingga tubuh bisa menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis tiba – tiba yang mengiringi penurunan kadar hormone kortisol.

E.   Waktu Shalat Isya
Waktu shalat Isya merupakan tahapan terakhir dalam perjalanan satu hari. Waktu Isya merupakan waktu peralihan dari keadaan semangat untuk bekerja dan beraktivitas menuju keadaan istirahat penuh dan keinginan untuk tidur, seiring dengan semakin pekatnya kegelapan yang meliputi bumi, dan seiring dengan meningkatnya produksi hormone melatonin. Karena itulah umat Islam dianjurkan untuk mengakhirakan Shalat Isya hingga beberapa saat sebelum tidur sebagai penutup seluruh aktivitas kehidupan pada hari itu.


Ini saya hadirkan grafik ACTH (Adrenocoticotropic Hormone), hormon yang berpengaruh terhadap sekresi kortisol. jadi kalo ACTH meningkat otomatis kortisol juga meningkat. ^_^ (ini saya ambil dari buku Greenspan Endocrinology)
semoga bermanfaat bagi pembaca...

Rabu, 02 Mei 2012

Balada Mahasiswa


Balada Mahasiswa

 

Sepatu lusuh peninggalan masa putih abu-abu masih kupijak
berdiri kumelangkah ke kampus yang berjarak 1000 tahun.
Biar matahari menyengat kutakpeduli badanku berbau tanah
kuterus melangkah hingga kugapai gerbang gemilang.
***
Di kotak ini aku menulis di secarik kertas
tentang mimpi-mimpiku bersama orangtuaku di desa
dan tentang mimpi-mimpiku bersama awan di luar sana:
“Pasti sukses! Insya Allah!”
***
Kutersenyum :)
***
Aku ingat tentang sajak-sajak kemarin dari ibuku:
“Nak, ibu bangga kamu bisa kuliah
tidak seperti saudara-saudaramu yang memilih banting tulang.
Kuliah yang rajin ya biar sukses seperti tetangga sebelah”